Rabu, 24 Maret 2010

Andagogy Concept

Andragogi adalah antonym dari pedagogi. Dalam pedagogi, kekhawatiran ini dengan transmisi konten, sementara di Andragogi, kekhawatiran ini dengan memfasilitasi akuisisi konten. Andragogi adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Knowles yang membedakan kebutuhan peserta didik dewasa dari orang-orang muda dan menggunakan istilah Andragogi untuk menggambarkan metode-metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.

Pedagory Concept

Pedagogy ini konsep yang biasanya dipakai di dalam pendidikan yakni bahwa Pendidikan itu menempatkan murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti menerima pendidikan yang sudah di set up oleh sistem pendidikan, di set up oleh gurunya/pengajarnya apa-apa saja yang harus dipelajari, materi-materi apa saja yang akan diterima, yang akan disampaikan, metode panyampaiannya,dll, itu semua tergantung kepada pengajar dan tergantung kepada sistem. Murid sebagai obyek dari pendidikan

Efektifitas dan Efisiensi

efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, arana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar di tentukan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atu jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut. Kedua unsur ini masing-masing dapat dijadikan pangkal untukmengembangkan pengertian efisiensi berikut.

Produktivitas
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Digital Money

a series of numbers with an intrinsic value in some physical currency. Online digital money requires electronic interaction with a bank to conduct a transaction; offline digital money does not. Anonymous digital money is synonymous with digital cash. Identified digital money carries with it information revealing the identities of those involved in the transaction.

Customer Relationship Management

CRM adalah “ Suatu solusi terpadu yang melibatkan pengelolaan sumberdaya organisasi meliputi manajemen para pelanggan dengan memanfaatkan basis data yang terintegrasi dan bertujuan untuk menjamin terpenuhinya tingkat kebutuhan pelanggan akan barang dan jasa serta meningkatkan kualitas hubungan antara organisasi dengan pelanggan”

Sales Marketing

Ciri2 Sales Marketing yang baik

Visi dan Tujuan Jelas
Visi, tidak dapat disangkal, merupakan komponen yang sangat penting dalam pencapaian tujuan. Visi seolah merupakan cita-cita sekaligus garis finish yang berusaha dicapai oleh organisasi. Seperti kata Zig Ziglar: `If you want to reach a goal, you must "see the reaching" in your own mind before you actually arrive at your goal`. Jadi, gambaran visi sangatlah penting bagi seorang sales leader.

Visi bisa menjadi salah satu senjata yang kuat dalam memotivasi salesperson. Dorong tim Anda supaya dapat memandang visi sesuai dengan visi yang Anda ciptakan. Tunjukkan bahwa mereka dapat mencapai puncak tertinggi, top sales performer, sementara perusahaan menjadi market leader di industri.

Motivational Skill
Sekadar visi tidak akan menjadi sumber motivasi yang kuat jika hanya berupa visi organisasi saja. sales leader harus dapat menerjemahkan visi organisasi menjadi personal goal bagi tiap salesperson. Personal goal mempunyai kekuatan menggerakkan, karena tujuan tersebut memberikan manfaat besar bagi mereka. Setiap orang mungkin punya personal goal yang berbeda-beda, dan semakin personal suatu goal bagi seseorang, maka tingkat antusiasme untuk mengejarnya juga semakin tinggi.

Seorang sales leader seringkali memimpin sales force dalam jumlah yang sangat besar, sehingga karakter yang harus dimilikinya adalah sikap positif dan passionate yang dapat ditunjukkannya kepada banyak orang. Mungkin ia tidak dapat berinteraksi intensif dengan tiap orang dalam sales force, namun ia dapat memotivasi mereka semua lewat ucapannya.

Selain itu, lebih penting lagi, sales leader harus dapat menciptakan suatu lingkungan kerja dimana orang bisa termotivasi dengan sendirinya. Caranya adalah membuat anggota tim merasa bahwa setiap kontribusi mereka dihargai. Rayakan kemenangan-kemenangan kecil bersama tim.

Coaching Skill
Training pada umumnya hanya dilakukan beberapa kali saja, namun coaching dilakukan setiap saat, selama seorang salesperson melakukan pekerjaannya. Coaching lebih mendalam sifatnya dibandingkan dengan training, dan sifatnya lebih individual, karena tiap orang berbeda-beda. Coaching ini dapat menyentuh bagian yang sebelumnya tidak dapat disentuh melalui training.

Sales adalah suatu pekerjaan dengan tuntutan tinggi. Melalui coaching, maka sales leader dapat berbagi strategi-strategi yang powerful dalam rangka berusaha meningkatkan kinerja tim. Coaching juga bermanfaat sebagai suatu bentuk komunikasi di dalam tim, dimana masalah-masalah yang muncul dapat diselesaikan. Melalui coaching skill yang baik, seorang sales leader akan dapat memaksimalkan potensi yang terdapat dalam diri salesperson-nya.

Empati
Seorang sales leader harus mempunyai rasa empati dan pemahaman yang tinggi terhadap anak buahnya. Mengapa? Karena hanya empati yang dapat menghadirkan rasa percaya dari anak buah. Rasa percaya ini memunculkan kekompakan dalam tim sehingga lingkungan kerja jadi kondusif, dan anak buah termotivasi.

Rasa empati ini diantaranya meliputi menghargai kontribusi dari tiap anggota tim, serta mempunyai pemahaman yang baik akan kebutuhan pengembangan dari tiap anggota tim. Dengan hubungan yang baik, serta level perhatian yang tinggi dari sales leader terhadap perkembangan anak buah, maka ini akan menghasilkan lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi.

Manager

Karakteristik dan ciri2 Manajer yang baik

1. Menantang Proses

Setiap kasus kepemimpinan yang terbaik selalu melibatkan satu jenis tantangan. Apapun tantangannya, semua kasus melibatkan perubahan dari statusquo. Tidak ada satu orang pun yang menyatakan telah melakukan yang terbaik secara pribadi dengan terus mempertahankan banyak hal tetap sama. Singkatnya, semua pemimpin menantang proses. Pemimpin adalah pelopor,- orang yang bersedia melangkah ke luar dan memasuki apa yang belum diketahui. Mereka bersedia mengambil resiko, melakukan inovasi dan percobaan supaya bisa menemukan cara yang baru yang lebih baik untuk melakukan banyak hal.

Sumbangan utama pemimpin adalah dalam mengenali gagasan yang baik, dukungan kepada gagasan itu, dan kesediaan menantang sistem supaya bisa mengaplikasikan dan mewujudkan gagasan itu.

2. Mengilhamkan Wawasan Bersama

Pemimpin mengilhamkan wawasan bersama. Mereka melayangkan pandangan ke seberang cakrawala waktu, membayangkan kesempatan menarik yang disediakan setelah mereka dan peserta mereka sampai pada tujuan yang jauh ini. Pemimpin mempunyai hasrat supaya sesuatu terjadi, untuk mengubah cara banyak hal terjadi, menciptakan sesuatu yang tidak ada seorang pun pernah menciptakannya sebelumnya.
Tapi ingat: orang yang tidak punya pengikut/peserta bukanlah pemimpin. Orang baru akan mengikuti setelah mereka menerima wawasan pemimpin sebagai wawasan mereka sendiri. Supaya bisa mengajak orang lain mempunyai wawasan, pemimpin harus mengenal peserta mereka dan bicara dalam bahasa mereka. Dengan demikian peserta tahu bahwa pemimpin memahami kebutuhan mereka.

Wawasan bersama ini dapat dipelajari lebih lanjut dalan topik Visi.

3. Memungkinkan Orang Lain Bisa Bertindak

Pemimpin teladan menarik dukungan dan bantuan semua orang yang harus membuat kegiatan berjalan. Dengan satu cara, pemimpin melibatkan mereka yang harus hidup dengan hasilnya, dan mereka memungkinkan orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka memungkinkan orang lain bisa bertindak. Pemimpin tahu bahwa tidak ada seorang pun yang melakukan apa yang terbaik bagi dirinya kalau dia merasa lemah, tidak cakap, atau terasing; mereka tahu orang yang diharapkan aktif harus mempunyai rasa kepemilikan. Pemimpin tidak menimbun kekuasaan, tetapi mendelegasikannya. Pemimpin dengan bangga bicara mengenai kerjasama tim, kepercayaan, dan pemberdayaan sebagai unsur pokok upaya mereka.

4. Menjadi Penunjuk Jalan

Pemimpin berjalan terlebih dahulu. Mereka memberikan contoh dan membina komitmen melalui tindakan sehari-hari yang sederhana, yang menciptakan kemajuan dan momentum. Pemimpin menjadi penunjuk jalan melalui contoh pribadi dan pelaksaanaan yang penuh pengabdian. Supaya ia bisa menjadi penunjuk jalan secara efektif, pertama-tama ia harus jelas terhadap prinsip bimbingannya. Ia harus bisa membela kepercayaannya. Akan tetapi perbuatan pemimpin jauh lebih penting daripada kata-kata mereka, dan harus konsisten dengan kata-kata mereka.

5. Mendorong Hati

Usaha mendaki ke puncak berat dan lama. Orang jadi kehabisan tenaga, frustasi dan kehilangan semangat. Mereka sering tergoda untuk menyerah. Pemimpin mendorong hati peserta mereka untuk jalan terus. Tindakan kepedulian yang sesungguhnya bisa meningkatkan semangat dan menarik orang ke depan. Misalnya apabila seorang berhasil dalam satu tugas tidak ada salahnya diberikan ganjaran yang sepantasnya.
Dalam banyak kasus, pemimpin bukan hanya memberikan dorongan kepada orang lain, akan tetapi harus juga dapat memberikan dorongan kepada dirinya sendiri untuk terus bertahan dan berusaha untuk melayani dengan sebaik-baiknya.

Digital Worker

is an employee who deals in information, ideas, and expertise. Knowledge workers are products of the so-called information age, in which the emphasis is on creativity and innovation rather than on maintaining the status quo. According to Peter Drucker, in the new economy every employee is becoming a knowledge worker.

E-Commerce

E-Commerce adalah ayat perdagangan online dunia nyata perdagangan. E-commerce eceran termasuk belanja, perbankan, perdagangan saham dan obligasi, lelang, transaksi real estate, maskapai pemesanan, film rentals-hampir apa pun yang Anda bisa bayangkan di dunia nyata. Bahkan jasa pribadi seperti salon rambut dan kuku dapat memperoleh manfaat dari e-commerce dengan menyediakan sebuah situs web untuk penjualan terkait produk-produk kesehatan dan kecantikan, biasanya tersedia bagi pelanggan lokal secara eksklusif.

Hambatan dalam E-Commerce di Indonesia

Dalam melakukan suatu bisnis, tidak semuanya berjalan lancar pasti ada banyak hambatan. Butuh suatu ketekunan, usaha keras, dan sabar. Karena banyak juga pelaku bisnis ecommerce di Indonesia yang gulung tikar. Tapi banyak juga pelaku bisnis yang sukses bukan main dengan melakukan ecommerce adalam strategi pemasarannya.

Untuk di Indonesia sendiri masih banyak hambatan diantaranya:

  • Aspek kepercayaan antara pembeli dan penjual, karena masyarakat Indonesia belum atau tidak terbiasa dengan cara transaksi secara online.
  • Aspek pengiriman, apakah ada jaminan barang sampai di tangan pembeli dengan aman dan tepat waktu.
  • Aspek keamanan, akan muncul jenis kejahatan baru dengan menggunakan akrtu kredit palsu, dan tidak adanya garansi dari penjual setelah pembeli melakukan pembayaran.
  • Sarana infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang belum merata.

E-Bussiness

E-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian,
penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis
(baik individual maupun instansi).
Fungsi E- Bussines
Fungsi dari e business yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance,
dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business.
Yang termasuk proses transaksi online adalah
• 1. Data entry
• 2. Transaction processing
• 3. Database maintenance (organization’s databases)
• 4. Document and report generation
• 5. Inquiry processing (Proses pemerikasan)

Virtual Office

Virtual office adalah suatu konsep yang mengenalkan pekerjaan kantor yang dilaksanakan secara virtual dengan jalan membangun suatu link antara pekerja yang satu dengan yang lainya di tempat yang berbeda unuk menyelesaikan pekerjaan kantor, biasanya link-link ini saling berhubungan dengan memanfaatkan sitem comunikasi elektrik. Dengan memanfaatkan visual office maka pekerjaan tidak perlu dilaksanakan di kantor tetapi cukup dirumah atau di lokasi tertentu

E - Learning

pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.

Tahap pelatihan IS yang Baik

1. Investigasi

Pada tahap ini kita mengumpulkan informasi berkenaan dengan customer. Informasi yang kita butuhkan berkenaan dengan informasi perusahaan, apa yang ia butuhkan, budaya belanja perusahaan tersebut dan siapa pengambil keputusan yang bisa kita hubungi. Dan yang tak kalah pentingnya, kita harus mendapatkan nomor telpon atau email pengambil keputusan tersebut.

Informasi bisa kita kumpulkan dari website perusahaan, informasi dari publik relation atau yang paling mudah mendapatkan informasi adalah dari tenaga penjualan perusahaan tersebut. Biasanya tenaga penjualan adalah orang yang open terhadap informasi, sehingga bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan informasi penting yang kita butuhkan.

Informasi bisa kita kumpulkan dari mana saja untuk melengkapi perbendaharaan kita tentang perusahaan tersebut. Ada beberapa marketer yang bisa mendapatkan informasi budget perusahaan target, meskipun hal ini agak sulit dan dipandang kurang etis.

2. Informasi

Kita harus memastikan bahwa customer kita mendapatkan informasi secara lengkap tentang kita. Customer hanya akan membeli produk dari perusahaan yang jelas, memiliki kapabilitas dan kapasitas yang bisa diandalkan. Sehingga ia akan merasa yakin bahwa kita bisa membantu sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Untuk melengkapi informasi customer tentang kita, tahap awal bisa mengirimkan brosur, link ke website kita atau company profile.

3. Membuat Janji

Jika mereka tertarik dengan informasi tentang perusahaan kita, maka langkah selanjuatnya adalah membuat janji untuk melakukan presentasi secara detail tentang produk yang kita tawarkan.

Dalam membuat janji kita juga harus mendapatkan informasi berapa orang yang akan mengikuti presentasi produk. Hal ini diperlukan agar kita mempersiapkan secara tepat, misalnya menyediakan cetakan berkenaan dengan fitur produk, perlukah membawa LCD Projector atau cukup menggunakan laptop.

Selain jumlah, tingkatan jabatan yang akan hadir juga perlu kita ketahui sebelumnya. Tentu kita memerlukan persiapan materi yang berbeda ketika berhadapan dengan top management, midle management atau user. Fokus pembahasan dan sudut pandang terhadap produk akan berbeda antara ketiganya.

Biasanya jajaran top management lebih bersifat strategis misalnya manfaat, tanggung jawab dari vendor terhadap produk tersebut, daya saing, keandalan produk dan trend terhadap produk sejenis. Jajaran midle management biasanya lebih berfikir kearah operasional, seperti keamanan penggunaan produk, berapa besar biaya perawatan produk tersebut dan seberapa besar kemampuan produk tersebut membantu memudahkan pekerjaan.

Berbeda dengan jajaran manajemen, user biasanya berfikir lebih teknis. Kemudahan apa yang didapatkan setelah menggunakan produk tersebut dibandingkan dengan sebelumnya. Sering kali user memiliki pendangan sangat berbeda dengan jajaran manajemen. User sering kali hanya berfikir kemudahan pekerjaanya sendiri, padahal untuk kepentingan yang lebih besar, terkadang kemudahan itu tidak dapat diwujudkan.

4. Presentasi

Presentasi adalah bagian yang sangat penting. Presentasi bertujuan menunjukkan kegunaan, keunggulan dan fitur produk dan layanan. Sesi presentasi merupakan kesempatan kita untuk dapat meyakinkan calon customer terhadap produk dan layanan yang kita tawarkan.

Untuk meyakinkan calon customer kita harus menyiapkan alat peraga yang memadahi. Alat peraga bisa berupa materi presentasi yang sudah diramu pada software tertentu seperti power poin atau flash, bisa juga dilengkapi dengan peragaan produk secara langsung.

Dalam sesi presentasi usahakan tidak memberikan bahan bacaan yang banyak kepada audience, itu akan menyebabkan mereka tidak memperhatikan apa yang kita sampaikan. Berikanlah bacaan yang singkat misalnya brosur atau fitur dan gambar produk yang kita jual.

5. Merancang Kebutuhan

Pada akhir sesi presentasi kita harus mendapatkan gambaran kebutuhan calon customer. Hal ini bisa kita gali melalui sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab bisa dilakukan pada akhir sesi atau bisa juga bersamaan dengan presentasi dilakukan. Namun jika tanya jawab dilakukan pada saat presentasi, kita harus tetap fokus kepada arah yang kita tuju dan tidak melebar mengikuti pertanyaan audience yang melebar kemana-mana. Kita dituntut memiliki kemampuan menggiring audience kepada satu titik yang akan kita tuju.

Dengan memahami kebutuhan calon customer secara utuh, akan membantu kita menyarankan produk mana yang cocok dengan kebutuhanya. Kita juga bisa menyarankan produk secara bijak dalam artian tidak berlebihan.

6. Proposal

Setelah kebutuhan calon customer kita petakan dengan baik, saatnya kita merancang proposal atau surat penawaran. Karena produk yang dibutuhkan sudah jelas, maka kita juga bisa merancang harga produk dan layanan kita.

7. Negosiasi

Negosiasi merupakan tahap akhir untuk menentukan berhasil atau tidaknya penjualan. Hal-hal yang perlu dinegosiasikan diantaranya harga, term and condition, tanggal pengiriman dan pemasangan, pembayaran dan layanan purna jual.

Dalam bernegosiasi diperlukan kekuatan mental yang baik juga persiapan apa saja yang menjadi posisi tawar kita menjadi lebih tinggi. Misalnya banyaknya customer kelas atas yang telah memakai produk kita.

Hal yang paling krusial dalam negosiasi biasanya masalah harga dan fasilitas atau layanan lebih yang diharapkan oleh calon customer. Bagaimanapun kita punya rambu-rambu dari internal perusahaan kita, agar tidak memberikan kelonggaran berlebih yang akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Dua kepentingan yang bertolak belakan ini biasanya bisa membawa kepada perundingan yang alot.

Jika negosiasi kita berhasil pada kesepakatan penjualan, kita perlu menuangkan pada Surat Perjanjian, baik MoU (memrandum of Understanding), MoA (Memorandum of Agreement) atau Surat Perjanjian Jual Beli. Perjanjian ini yang akan menjadi rambu-rambu pelaksanaan kesepakatan dalam negosiasi.

8. Pelaksanaan

Tahap akhir dalam sebuah penjualan adalah melaksanakan semua hasil kesepakatan kedua belah pihak. Termasuk didalamnya pengiriman barang yang tepat waktu, implementasi yang baik (misalnya setting peralatan dan training penggunaan), pembayaran dan layanan purna jual sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.

Tahapan-tahapan diatas adalah tahapan secara umum yang telah terbukti berhasil dan praktis. Tentu tidak menutup kemungkinan Anda menggunakan tahapan-tahapan berbeda yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan


Metode Seminar Memiliki Kelebihan
  • Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang diseminarkan

  • Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya

  • Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah

  • Terpupuknya kerja sama antar peserta

  • Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat



Metode Seminar memiliki kelemahan
  • Memerlukan waktu yang lama
  • Peserta menjadi kurang aktif
  • Membutuhkan penataan ruang tersendiri

Menyeleksi End User yang baik

Research on the influence of attitudes toward computers and end user performance has reported inconsistent results. The inconsistent results, at least in part, could be attributed to the lack of correspondence between the general nature of the attitude measure and the specific nature of the criterion, end user performance. Based on Ajzen and Fishbein's (1980) behavioral intentions model, we argue that attitudes toward working with computers matches end user performance in terms of specificity and relevance, and therefore should be consistently related to end user performance. In this study, in addition to attitudes toward working with computers, the effects of goal setting and self-efficacy on end user performance were also tested. Results indicate that attitudes toward working with computers, goal setting and self-efficacy significantly influence end user performance. Strong support for attitudes, goal setting and self-efficacy indicate that end user performance can be substantially enhanced by shaping end users' attitudes toward working with computers, teaching end users to set specific and challenging goals, and enhancing end users' beliefs to effectively learn and use computing technology.

The proliferation of end user computing (EUC) has been widely reported (e.g., Burrows, 1994). Computer literacy requirements have skyrocketed for clerical and support staff (Bowman, Grupe, and Simkin, 1995) and for many middle and senior management positions (Olsten, 1993). EUC has the potential to influence productivity, competitiveness and profits. In recognition of this potential, organizations are devoting a substantial portion of their information technology budget to EUC activities. Given that training can affect the success or failure of EUC within an organization (Bostrom, Olfman, and Sein, 1990; Rivard and Huff, 1988), preparing the workforce to use information technology productively has become a high priority in many organizations and is reflected by increased training budgets (Aggarwal, 1998; Finley, 1996). Since the primary purpose of introducing new technology is to improve productivity, organizations expect their employees to learn and apply EUC technology to increase their job performance and contribute to organizational effectiveness.

The preponderance of research on end user performance has focused on attitudes toward computers to predict end user performance. However, these studies have generally reported inconsistent results (e.g., Kennedy, 1975; Kernan and Howard, 1990; Marcoulides, 1988; Mawhinney and Saraswat, 1991; O'Quin, Kinsey, and Beery, 1987; Roszkowski, Devlin, Snelbecker, Aiken, and Jacobsohn, 1988; Szajna, 1994). So it is not clear if, in fact, attitudes influence end user performance. It is important to identify factors with potential to influence end user performance because such knowledge can enable educators and trainers to design better programs and enhance end user performance. This line of research has practical significance because unless end users learn and utilize end user technology to improve their job performance, organizations are unlikely to reap the benefits of investments in training and in EUC technology.

The primary purpose of this study is to investigate the effects of attitudes, goals setting and self-efficacy on end user performance. The conceptual foundation of this study is based on the dispositional paradigm. The dispositional paradigm is founded on the premise that individual differences are relatively stable both across time and situations and can be used to explain and predict behaviors and outcomes (see Allport, 1961; Kane, Bernardin, Villanova, and Peyrefitte, 1995; Staw and Ross, 1985).

This paper is organized into four sections inclusive of this introductory section. In the second section, we will review the studies that examined the relationship between attitudes and end user performance and offer plausible explanations for the inconsistent findings. In the third section, we will develop hypotheses for the study. Finally, we will present results of this study, offer suggestions to enhance end user performance, and discuss avenues to extend research on end user performance.

ATTITUDES AND END USER PERFORMANCE

Prior research on the relationship between attitudes and end user performance has reported inconsistent results. About one half of the studies that examined the relationship between attitudes and end user performance have reported a relationship. While some these studies reported a positive relationship, others have reported a negative relationship. Alternatively, roughly one half of the studies failed to find a relationship between attitudes and end user performance.

Studies Reporting a Positive Relationship: In one of the early studies on end user performance, Nickell and Pinto (1986) developed the Computer Attitude Scale (CAS) and investigated reliability and validity of the scale in five different samples. Nickell and Pinto found that scores on the CAS were positively correlated with final course grades of students enrolled in an introductory computer class. Scores on the CAS were also positively related to evaluations of job performance of computer operators …

Menyeleksi Tahap Pelatihan End User

Course Description

An overview of organizational and end-user information systems (OEIS)--technologies, business processes, and worker performance. This course emphasizes methods used to plan for and implement information technologies in the workplace. Advances in information systems hardware and software and appropriate applications are discussed. Emphasis is on understanding end-user needs and how to select or design systems to address them. Work flow and systems analysis methodology, work (re)design, organizational change, systems implementation, and management issues are covered. Basic computer literacy is assumed.

Course Outcomes

Upon completion of this course, students should be able to:

  • Identify OEIS technologies and differentiate the types of systems skills required to develop and implement OEIS in comparison to transaction processing systems
  • Explain what a system is and how systems concepts apply to the planning, design, and implementation of information systems in the office environment
  • Cite examples of specific business needs and how information technologies can be used to address them
  • Describe characteristics of office work environments and the impact of information technology on work performance
  • Identify human factors issues associated with the use of OEIS technologies
  • Define business process redesign and describe how enterprises are using it in conjunction with information technologies to improve business results
  • Defend the value of system methodology showing how it is applied to the analysis and design of organizational and end- user information systems
  • Summarize the role of training and support in OEIS implementation and describe approaches to meeting these needs
  • Identify organizational and management issues related to the use of technology in the workplace and explain how enterprises can address them
  • Find information regarding end-user technologies in the trade press, journals, and other reference sources

Course Approach

This course is designed to provide current thinking about information systems and the changing role of systems analysts, managers, and end users with regard to information system use, planning, implementation, and management at the desktop. To provide appropriate background and a solid foundation of understanding, instructors may find it helpful to arrange tours, bring experienced business people into the classroom, and/or arrange appropriate demonstrations of technology. Methods of instruction could include lectures, guest interviews, videos, and selected cases. Students participate in all class discussions by sharing experiences and commenting on assigned readings. Hands-on experience with technology could be included.

Although a basic text should be used for a foundation, students should also use and analyze information available in appropriate trade journals, videos, and other reference sources. Field and library-based research projects are recommended. Oral and written reports could help to develop necessary communication skills.

Course Content

1. Overview of systems concepts and the current status of end-user and networking technologies (10%) Skill level 1

Material covered: Overview of current directions in OEIS technologies, the impact of information technology on worker performance, and foundations for understanding office work environments. Introduction to basic systems concepts. Concepts of automated support in comparison to traditional office/administrative support. How OEIS fits into the typical enterprise information systems organization and how OEIS differ from transaction processing systems. Career opportunities.

2. Identifying business applications (30%) Skill level 1

Material covered: Improving workplace performance and supporting core business processes. Understanding requirements of the workplace and selecting appropriate hardware and software to meet performance needs. Applying technology to support knowledge workers in a wide variety of enterprises, including managerial, professional, technical, and administrative positions.

3. Workplace performance and productivity (20%) Skill level 1

Material covered: The impact of information technology on work performance; organizational and behavioral issues related to the introduction of new technologies. Topics include business process redesign, job design, organizational change, and human factors.

4. Planning and implementing OEIS (20%) Skill level 1

Material covered: Concepts, methodologies, and tools to assess how work is currently accomplished; the design of new systems to improve business processes. Implementation and evaluation strategies for now systems, and managing end-user computing. Adoption, infusion and assimilation of technology and organizational innovation. Introduction to project management.

5. OEIS training and support (10%) Skill level 1

Material covered: Important issues for effectively using computers in the workplace. Theoretical foundations and practical approaches to training and providing on-going support for systems users. Assessment of performance requirements, instructional design, implementation, and evaluation of training programs.

6. Organizational and managerial issues (10%) Skill level 1

Material covered: Management of computers in the workplace from a business perspective. Productive use of technology, establishing policies for end-user computing, controlling access to information, protecting the integrity and confidentiality of data, and legal issues

Ekstranet

Extranet adalah...
istilah yang mengacu pada suatu intranet yang secara parsial bisa diakses oleh pihak luar yang memiliki otorisasi. Dari sisi posisinya intranet berada dibalik firewall dan hanya bisa diakses oleh user yang menjadi anggota dari perusahaan atau organisasi ybs. Tetapi kebalikannya dengan extranet. Extranet menyediakan beragam level akses kepada pihak luar...

Internet

Pengertian Internet
Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya.

Sabtu, 20 Maret 2010

Digital Dashboard

A personalised desktop portal that focuses on business intelligence and knowledge management.
Microsoft's version has a launch screen including stock quotes, voice mail and e-mail messages, a calendar, a weather forecast, traffic information, access to news feeds, customer and sales data, and Internet conferences. A digital dashboard might previously have been thought of as an executive information system. In the future, digital dashboards could be available on personal digital assistants and cellular phones.

Chief Executive Officer

CEO (Chief Executive Officer) adalah orang yang memiliki pengaruh paling kuat dalam operasi perusahaan, dan umumnya memiliki jabatan direktur utama atau ketua dewan direksi.

Chief Information Officer

Chief Information Officer (CIO), who is responsible for all aspects of an organizations IS. A person who holds CIO must have both technical understanding of current and developing information technologies and business knowledge. the CIO plays an important role in integrating the IS strategic plan into the organizations overall strategic plan

Knowlede Worker

Knowledge Worker is a member of the organization who uses knowledge to be a more productive worker. These workers use all varieties of knowledge in the performance of their regular business activities. Everyone who uses any form of recorded knowledge could be considered a knowledge worker.

End User IS

Performance Support Tools and Systems Developed

Traditional performance support tools and systems provide workers with on-the-job help, advice, information, examples or assurance. Many different formats are possible.

Electronic Performance Support Systems (EPSS)

Electronic Performance Support Systems (EPSS) are compilations of tools, information resources, and training delivered via the user's browser window. EPSS solutions provide users with information, just-in-time help, training, diagnostics, decision-support, communication, and collaborative capabilities.

Rabu, 17 Maret 2010

GIS

Geographic Information System (GIS)

suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

contoh implemantasi GIS

Jakarta, 30 Oktober 2009. Malam Penganugerahan E-Company Award 2009 merupakan pengakuan keberhasilan inovasi Teknologi Informasi (TI) di PT. Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta). Naik ke atas pentas, Noor SDK Devi Direktur Utama Lintasarta menerima Piala dan Piagam Juara kedua Kategori Telekomunikasi. E-Company Award 2009 merupakan acara pemberian penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang sukses mengimplementasikan teknologi informasi yang dapat mendorong kinerja bisnis.

Devi menyatakan rasa bangganya terhadap inovasi yang telah dikembangkan di Lintasarta. Selain menjadi business enabler, Divisi TI Lintasarta juga merupakan operational support untuk jasa Value Added Services. Implementasi TI yang dikembangkan di Lintasarta berhasil memberikan percepatan proses bisnis, update informasi secara real time, meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi biaya

Saat ini TI di Lintasarta dikembangkan untuk mendukung proses bisnis perusahaan seperti service delivery & operation support system, pengembangan Customer Relationship Management, procurement & inventory system, keuangan dan Manajemen Sumber Daya Manusia. TI Lintasarta diharapkan mampu menjadi business enabler bagi perusahaan guna meningkatkan dan memperkuat nilai-nilai kompetitif yang sudah dimiliki Lintasarta sebagai service execellent dan easy to do business with di mata pelanggan dan mitra sebagai suatu bagian dari strategi dan diferensiasi untuk memenangi pasar.

Yosi Widhayanti, General Manager TI Lintasarta, menambahkan di tahun 2009 terdapat beberapa inovasi TI yang sukses dikembangkan dan diimplementasikan di Lintasarta. Pertama, Lintasarta mengembangkan portal untuk pelanggan dan proactive monitoring system. Portal ini digunakan untuk pelanggan memonitor status pasang baru, status penanganan gangguan dan monitoring jaringan eksisting. Sedangkan proactive monitoring system digunakan untuk mempercepat deteksi gangguan jaringan sehingga dapat meningkatkan avalaibilitas jaringan pelanggan.

Kedua, Lintasarta juga melakukan implementasi Video Conference untuk seluruh kegiatan kordinasi dan pelatihan di seluruh cabang Lintasarta. Sehingga mampu meningkatkan efisiensi biaya dan waktu di perusahaan.

Ketiga adalah implementasi workflow system, yaitu sistem layanan TI yang terintegrasi di seluruh kantor cabang Lintasarta sehingga mempercepat proses pemasangan jaringan dan penanganan gangguan di seluruh Indonesia. Dengan mengembangkan workflow system, Lintasarta berhasil meningkatkan standard delivery time dari 21 hari menjadi 14 hari kerja dan meningkatkan produksi provisioning dari 250 jaringan perbulan menjadi 450 jaringan perbulan. Melalui sistem otomasi pasang jaringan baru dan sistem otomasi penanganan gangguan, Lintasarta telah berhasil melakukan efisiensi hinggan Rp. 3.8 Milyar per tahun.

Keempat, Lintasarta telah mengimplementasikan GIS (Geographical Information system) yaitu Sistem yang digunakan untuk mengelola coverage Jaringan Lintasarta. Selain dari itu sistem GIS digunakan untuk monitoring lokasi mobil QUART (mobil layanan penanganan aduan) sehingga penanganan aduan pelanggan dapat segera diselesaikan.

Kelima, adalah untuk percepatan pengambilan keputusan oleh management telah dikembangkan EIS (Executive Information System) dimana pihak management (Level Manager sampai dengan Direksi) dapat monitoring data Produksi Perusahaan, Revenue, Piutang, Pengaduan Pelanggan dan Monitoring Penggunaan Anggaran Perusahaan.

http://www.lintasarta.net/Home/tabid/38/mid/496/NewsId/58/ctl/Detail/language/en-US/Default.aspx?SkinSrc=[G]Skins%2FLintasarta%2Findex&ContainerSrc=[G]Containers%2FLintasarta%2Fcontainer

GIS

contoh implementasi gis :

Jakarta, 30 Oktober 2009. Malam Penganugerahan E-Company Award 2009 merupakan pengakuan keberhasilan inovasi Teknologi Informasi (TI) di PT. Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta). Naik ke atas pentas, Noor SDK Devi Direktur Utama Lintasarta menerima Piala dan Piagam Juara kedua Kategori Telekomunikasi. E-Company Award 2009 merupakan acara pemberian penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang sukses mengimplementasikan teknologi informasi yang dapat mendorong kinerja bisnis.

Devi menyatakan rasa bangganya terhadap inovasi yang telah dikembangkan di Lintasarta. Selain menjadi business enabler, Divisi TI Lintasarta juga merupakan operational support untuk jasa Value Added Services. Implementasi TI yang dikembangkan di Lintasarta berhasil memberikan percepatan proses bisnis, update informasi secara real time, meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi biaya

Saat ini TI di Lintasarta dikembangkan untuk mendukung proses bisnis perusahaan seperti service delivery & operation support system, pengembangan Customer Relationship Management, procurement & inventory system, keuangan dan Manajemen Sumber Daya Manusia. TI Lintasarta diharapkan mampu menjadi business enabler bagi perusahaan guna meningkatkan dan memperkuat nilai-nilai kompetitif yang sudah dimiliki Lintasarta sebagai service execellent dan easy to do business with di mata pelanggan dan mitra sebagai suatu bagian dari strategi dan diferensiasi untuk memenangi pasar.

Yosi Widhayanti, General Manager TI Lintasarta, menambahkan di tahun 2009 terdapat beberapa inovasi TI yang sukses dikembangkan dan diimplementasikan di Lintasarta. Pertama, Lintasarta mengembangkan portal untuk pelanggan dan proactive monitoring system. Portal ini digunakan untuk pelanggan memonitor status pasang baru, status penanganan gangguan dan monitoring jaringan eksisting. Sedangkan proactive monitoring system digunakan untuk mempercepat deteksi gangguan jaringan sehingga dapat meningkatkan avalaibilitas jaringan pelanggan.

Kedua, Lintasarta juga melakukan implementasi Video Conference untuk seluruh kegiatan kordinasi dan pelatihan di seluruh cabang Lintasarta. Sehingga mampu meningkatkan efisiensi biaya dan waktu di perusahaan.

Ketiga adalah implementasi workflow system, yaitu sistem layanan TI yang terintegrasi di seluruh kantor cabang Lintasarta sehingga mempercepat proses pemasangan jaringan dan penanganan gangguan di seluruh Indonesia. Dengan mengembangkan workflow system, Lintasarta berhasil meningkatkan standard delivery time dari 21 hari menjadi 14 hari kerja dan meningkatkan produksi provisioning dari 250 jaringan perbulan menjadi 450 jaringan perbulan. Melalui sistem otomasi pasang jaringan baru dan sistem otomasi penanganan gangguan, Lintasarta telah berhasil melakukan efisiensi hinggan Rp. 3.8 Milyar per tahun.

Keempat, Lintasarta telah mengimplementasikan GIS (Geographical Information system) yaitu Sistem yang digunakan untuk mengelola coverage Jaringan Lintasarta. Selain dari itu sistem GIS digunakan untuk monitoring lokasi mobil QUART (mobil layanan penanganan aduan) sehingga penanganan aduan pelanggan dapat segera diselesaikan.

Kelima, adalah untuk percepatan pengambilan keputusan oleh management telah dikembangkan EIS (Executive Information System) dimana pihak management (Level Manager sampai dengan Direksi) dapat monitoring data Produksi Perusahaan, Revenue, Piutang, Pengaduan Pelanggan dan Monitoring Penggunaan Anggaran Perusahaan.

sumber :
http://www.lintasarta.net/Home/tabid/38/mid/496/NewsId/58/ctl/Detail/language/en-US/Default.aspx?SkinSrc=[G]Skins%2FLintasarta%2Findex&ContainerSrc=[G]Containers%2FLintasarta%2Fcontainer

Knowledge Management

Tujuan dari knowledge management yang efektif adalah berbagi pengetahuan di seluruh organisasi untuk kepentingan organisasi atau individu. Ini mencakup informasi agar sesuai dengan orientasi budaya dan keterampilan khusus untuk sosialisasi pengetahuan. Informasi ini perlu untuk mempersiapkan individu untuk sukses dan menyiapkan organisasi untuk hasil sukses.

contoh kasus KM

Ada seorang manajer IT yang tugas nya luar biasa banyak, ia harus menghadiri rapat
diluar kantor dengan klien, memimpin IT project, dan seorang kepala rumah tangga
yang baik. Tidak lama ia sadari kalau ia telah kewalahan dengan tugas-tugasnya yang
luar biasa banyak, memang tidak berat, tapi jadwal yang ketat membuatnya susah
bahkan untuk sebuah makan siang sekalipun. Jadi ia mulai mempelajari KM, kemudian
ia terapkan dalam profesinya.
Jadi beginilah solusinya, ketika ia menghadiri rapat dan seminar, ia diberi kartu nama
oleh kliennya. Kartu nama itu masing-masing ia kumpulkan, ia beri tulisan A pada
belakang kartu jika kartu nama itu bermanfaat bagi profesinya dan untuk kepentingan
perusahaan. Ia beri tulisan B jika ia merasa kartu itu akan bermanfaat suatu saat nanti,
mungkin bisa saja menjadi calon kliennya, atau bisa pula ia mengikuti seminar yang
diselenggarakan dari kartu itu. Ia beri tulisan C jika kartu tidak ada hubungannya sama
sekali baik dengan perusahaannya, kliennya, atau dirinya.
Ketika perusahaan menuntut ia untuk mendapatkan supplier untuk klien nya yang saat
ini, ia keluarkan kartu nama dari kategori B, untuk dihubungkan dengan kategori dari A
yang saat ini adalah kliennya. Kemudian ia harus mencari distributor, ia keluarkan
kembali kartu nama dari kategori A. Masalah untuk kantor telah selesai, kemudian sore
harinya, anaknya akan merayakan ulang tahun, ia pun mengeluarkan kartu nama dari
kategori C, yang berisi penyelenggara pesta, penjual souvenir, penjual bunga dan
sebagainya. Iapun tinggal menelepon, dan pesta ultah anaknya pun berlangsung sukses.
Ia selalu mencatat masalah yang muncul di setiap IT project yang dikerjakan staffnya
dalam sebuah buku. Ia menyimpan email-email dari staffnya yang bertanya, dan
memberikan solusi yang kadang di jawabnya sendiri , atau di jawab oleh staff lain.
Kumpulan masalah dan solusi ini, ia jadikan seperti sebuah FAQ. Terciptalah sebuah
pengetahuan perusahaan yang kompeten, jadi ketika ada masalah yang serupa, tidak
perlu dijawab lagi, karena telah ada di FAQ.

TACIT KNOWLEDGE
Tacit: pengetahuan jenis ini mengacu pada pengetahuan pribadi, bagaimana melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman. Termasuk penilaian, wawasan,pengalaman, pengetahuan serta keyakinan dan nilai-nilai pribadi.

implementasi gps

Implementasi Sistem GPS(Global Positioning System) Tracking berbasis Linux. Tutorial ini dibuat dalam 2 artikel, yang pertama :

1. Instalasi Java Compiler, Apache Ant, Apache Tomcat, MySQL.
2. Instalasi OpenGTS (Open Source GPS Tracking System).

Proyek ini saya kerjakan untuk sebuah perusahaan rental mobil untuk memonitor status semua kendaraannya. Maklum menjelang lebaran banyak pinjaman mobil kata yang punya. Ownernya memang senang IT dan lebih suka memiliki sistem tracking sendiri daripada menyewa jasa perusahaan yang menyewakan perangkat sudah jadi. Disamping untuk memonitor lokasi mobil2 nya, dia juga mau pasang alat GPS pada tas anaknya yang masih sekolah, sehingga dapat mengetahui pergerakan anaknya. Orang tua yang baik nih. Pasca instalasi pada artikel 1 dan artikel 2 aku mentraining staffnya untuk bisa memasang perangkat GPS pada mobil dan administrasi sistem open GTS ini.

Instalasi pada Artikel pertama ini membutuhkan software :

  • Sistem operasi menggunakan Debian Lenny(5.0.2),

  • Java Compiler Sun’s Java JDK,
    OpenJDK Server VM (build 1.6.0_0-b11, mixed mode).

  • Apache Ant version 1.7.0

  • Apache Tomcat 5.5

  • JAVA MAIL API

  • MySQL 5, MySQL-Connector-Java

  • OpenGTS 2.1.3 (Dijabarkan lebih lanjut pada artikel kedua, implementasi/koneksi device perangkat GPS pada mobil rental ke server GPS Tracking).

Kebutuhan lain pada artikel 1 : Hardware server IBM, IP Publik dengan internet dedicated, Domain perusahaan. Instalasi live. Pada artikel kedua membutuhkan perangkat GPS dan akan dijelaskan lebih lanjut pada artikel ke 2.

Server IBM yang digunakan sebagai Server GPS Tracking sudah diinstall sistem operasi Debian Lenny 5.0.2.

rentcar:/home/gtoms# uname -a
Linux rentcar 2.6.26-2-686 #1 SMP Sun Jul 26 21:25:33 UTC 2009 i686 GNU/Linux
rentcar:/home/gtoms# cat /etc/debian_version
5.0.2

Selanjutnya memulai Instalasi Java Compiler, Apache Ant, Apache Tomcat, MySQL, MySQL Conector Java, Java Mail API yang berfungsi sebagai rumah/pendukung bisa berjalannya OpenGTS 2.1.3

Synchronous

Istilah yang digunakan pada bidang komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan dengan rate yang sama, dan kejadian ini terjadi berkelanjutan dan dapat diprediksi.

contoh:
chatting
melakukan transfer data dalam waktu dan rate yang sama.

asynchronous

Metode komunikasi data serial dari suatu perangkat ke perangkat lainnya. Data dikirimkan perbit dalam satuan waktu. Tiap simbol yang dikirimkan mempunyai start bit dan stop bit, untuk melakukan singkronisasi dari suatu device pengirim dan penerima. Interval waktu yang terjadi antara satu karakter dengan karakter lainnya dapat bervariasi.

contoh:
Ping

.NET Framework 2.0 sudah menambahkan kelas Ping untuk mengijinkan aplikasi untuk menentukan apakah komputer yang ada dijaringan itu dapat diakses atau tidak.Ini mirip seperti kita melakukan ping pada commandline. Kelas Ping ini juga support untuk pemanggilan synchronous and asynchronous. Berikut ini contoh synchronous Ping :